MENAPAK PESONA SUDAK BERSAMA PAHLAWAN MEDSOS LOMBOK
Lombok merupakan Pulau yang dianugrahi keindahan yang begitu banyak. Pantai, Gunung, Hutan, hingga Kebudayaan, begitu beragam dan indah. Nah, kali ini saya ingin mengajak kalian berpetualang bersama rekan-rekan pahlawan media sosial Lombok Sumbawa, menuju Gili Sudak.
Berada di pelosok Pulau Lombok, Gili Sudak mungkin belum setenar Trawangan, Gili Air, maupun Meno. Atau jika di Lombok Timur, masih belum seramai Gili Kondo, Bidara hingga Petagan.Namun, jika melihat perkembangan media sosial yang begitu mencolok, dan mulai terlahirnya para pengguna blog di NTB, tidak diragukan lagi jika Sudak akan menjadi primadona Lombok suatu saat nanti. Oke Lanjut
Untuk menuju Gili Sudak, setelah menempuh perjalanan cukup melelahkan, kurang lebih 45 menit menuju Sekotong dari kota Mataram, belum lagi hujan yang menghantui disepanjang perjalanan, sampailah kami di desa Sekotong Barat, kecamatan Sekotong. Pertama kali menginjakkan kaki di Sekotong, saya tersenyum sendiri. Ohh ini toh Sekotong, kurang lebih demikian yang dikatakan hati saya. Maklum saja jika Sekotong adalah kawasan yang belum saya jamahi. Lombok Timur mungkin sudah 85% saya sentuh, tapi Lombok Barat, lima persen belum kayaknya. Tentu saya senang bukan kepalang bisa menuntaskan salah satu misi saya sebagai seorang petualang Introvert.
Sesampainya saya di desa Sekotong Barat, sejenak saya bersama teman-teman beristirehat di lokasi yang disediakan panitia Sosial Media Camp berkumpul, tepatnya di dusun Medang. Disana kami berbincang bersama seorang mantan aktivis yang bergerak dibidang hukum. Bercerita dan menggali ilmu barupun saya dapatkan disana. Setelah menunggu kurang lebih selama dua jam, akhirnya rombongan pertama tiba. Pemilik sampan nelayan yang akan kami gunakan pun telah menyiapkan alat transportasi kami menuju Gili Sudak. Disampikan penyedia transportasi sampan disini, untuk menuju Sudak anda cukup merogoh kocek 200.000 hingga 250.000. per kelompok, yang berjumlah 8-10 orang. cukup murah bukan ?
Untuk menuju Gili sudak, anda akan menempuh perjalanan selama 10-15 menit. Disamping bisa menikmati keindahan air laut Lombok yang masih asri dan jernih, dalam perjalanan anda bisa melihat keindahan Gili Kedis, sebuah gili mini yang kini mulai terkenal. Sesampai disana, saya bersama rombongan disuguhi pesona pantai yang tenang. Gak ada ombak disini. Selain itu perpaduan warna laut yang jernih kebiru-biruan, dan warna yang sedikit hijau di pesisir pantai yang dangkal, membuat pemandangan disini sangat menenangkan. Apalagi kombinasi dengan pohon cemara, serta aktivitas masyarakat pulau yang gak terlalu ramai, membuat Sulat menjadi destinasi wisata keluarga yang pas, dan privat.
Disampaikan salah satu wisatawan, yang juga merupakan kawan baru saya, Om Ican saya memanggilnya, kondisi ini pantas dipertahankan. Tidak perlu seperti Trawangan, atau lokasi wisata ramai lainnya. Cukup seperti ini, dengan sedikit menambah fasilitas pendukung seperti berugak, tempat sampah, dan fasilitas pendukung lainnya.
Selain menikmati keindahan Gili Sudak, kami pun melakukan berbagai macam hal di sini. Bersama kawan-kawan baru di komunitas sosial media Lombok & Sumbawa, kami berdiskusi bersama dinas Budpar NTB, dan Masyarakat Sekotong. Kami berbincang panjang lebar terkait bagaimana cara mengembangkan pariwisata NTB menjadi lebih baik lagi, ditengah keterbatasan SDM yang dimiliki. Kamipun menyorot berbagai macam hal di Lombok Sumbawa, yang harus kita perbaiki bersama.
Esok Harinya saya bersama Teman-Teman mengadakan berbagai aktivitas, seperti,Outbond, Bersih Pantai, hingga melakukan Transplantasi Trumbu Karang Gili Sudak. Media transplantasi Trumbu Karang, sebelumnya telah kami buat, di kediaman salah satu pendiri komunitas Lombok Backpacker, Om Duta.
Melalui acara ini kami diajari untuk bukan hanya menikmati keindahan saja, melainkan ikut membantu, menjaga, dan melesrtarikan alam yang kita nikmati. Jangan hanya meninggalkan sampah gak karuan, yang nantinya berpotensi merusak lingkungan.
Inilah sekelumit perjalanan seorang petualang introvert, di Gili Sudak, bersama Teman Baru, Guru Baru, dan pijakan Baru. Mulai dari sini, saya menemukan sebuah pelajaran baru untuk diterapkan di kemudian hari yakni
"Berwisata, bukan hanya meninggalkan kebahagiaan, Melainkan Kebaikan bagi alam, dan masyarakat"
Berada di pelosok Pulau Lombok, Gili Sudak mungkin belum setenar Trawangan, Gili Air, maupun Meno. Atau jika di Lombok Timur, masih belum seramai Gili Kondo, Bidara hingga Petagan.Namun, jika melihat perkembangan media sosial yang begitu mencolok, dan mulai terlahirnya para pengguna blog di NTB, tidak diragukan lagi jika Sudak akan menjadi primadona Lombok suatu saat nanti. Oke Lanjut
Untuk menuju Gili Sudak, setelah menempuh perjalanan cukup melelahkan, kurang lebih 45 menit menuju Sekotong dari kota Mataram, belum lagi hujan yang menghantui disepanjang perjalanan, sampailah kami di desa Sekotong Barat, kecamatan Sekotong. Pertama kali menginjakkan kaki di Sekotong, saya tersenyum sendiri. Ohh ini toh Sekotong, kurang lebih demikian yang dikatakan hati saya. Maklum saja jika Sekotong adalah kawasan yang belum saya jamahi. Lombok Timur mungkin sudah 85% saya sentuh, tapi Lombok Barat, lima persen belum kayaknya. Tentu saya senang bukan kepalang bisa menuntaskan salah satu misi saya sebagai seorang petualang Introvert.
Sesampainya saya di desa Sekotong Barat, sejenak saya bersama teman-teman beristirehat di lokasi yang disediakan panitia Sosial Media Camp berkumpul, tepatnya di dusun Medang. Disana kami berbincang bersama seorang mantan aktivis yang bergerak dibidang hukum. Bercerita dan menggali ilmu barupun saya dapatkan disana. Setelah menunggu kurang lebih selama dua jam, akhirnya rombongan pertama tiba. Pemilik sampan nelayan yang akan kami gunakan pun telah menyiapkan alat transportasi kami menuju Gili Sudak. Disampikan penyedia transportasi sampan disini, untuk menuju Sudak anda cukup merogoh kocek 200.000 hingga 250.000. per kelompok, yang berjumlah 8-10 orang. cukup murah bukan ?
Untuk menuju Gili sudak, anda akan menempuh perjalanan selama 10-15 menit. Disamping bisa menikmati keindahan air laut Lombok yang masih asri dan jernih, dalam perjalanan anda bisa melihat keindahan Gili Kedis, sebuah gili mini yang kini mulai terkenal. Sesampai disana, saya bersama rombongan disuguhi pesona pantai yang tenang. Gak ada ombak disini. Selain itu perpaduan warna laut yang jernih kebiru-biruan, dan warna yang sedikit hijau di pesisir pantai yang dangkal, membuat pemandangan disini sangat menenangkan. Apalagi kombinasi dengan pohon cemara, serta aktivitas masyarakat pulau yang gak terlalu ramai, membuat Sulat menjadi destinasi wisata keluarga yang pas, dan privat.
Tenda Mulai Terbangun
Disampaikan salah satu wisatawan, yang juga merupakan kawan baru saya, Om Ican saya memanggilnya, kondisi ini pantas dipertahankan. Tidak perlu seperti Trawangan, atau lokasi wisata ramai lainnya. Cukup seperti ini, dengan sedikit menambah fasilitas pendukung seperti berugak, tempat sampah, dan fasilitas pendukung lainnya.
Selain menikmati keindahan Gili Sudak, kami pun melakukan berbagai macam hal di sini. Bersama kawan-kawan baru di komunitas sosial media Lombok & Sumbawa, kami berdiskusi bersama dinas Budpar NTB, dan Masyarakat Sekotong. Kami berbincang panjang lebar terkait bagaimana cara mengembangkan pariwisata NTB menjadi lebih baik lagi, ditengah keterbatasan SDM yang dimiliki. Kamipun menyorot berbagai macam hal di Lombok Sumbawa, yang harus kita perbaiki bersama.
Esok Harinya saya bersama Teman-Teman mengadakan berbagai aktivitas, seperti,Outbond, Bersih Pantai, hingga melakukan Transplantasi Trumbu Karang Gili Sudak. Media transplantasi Trumbu Karang, sebelumnya telah kami buat, di kediaman salah satu pendiri komunitas Lombok Backpacker, Om Duta.
Melalui acara ini kami diajari untuk bukan hanya menikmati keindahan saja, melainkan ikut membantu, menjaga, dan melesrtarikan alam yang kita nikmati. Jangan hanya meninggalkan sampah gak karuan, yang nantinya berpotensi merusak lingkungan.
Inilah sekelumit perjalanan seorang petualang introvert, di Gili Sudak, bersama Teman Baru, Guru Baru, dan pijakan Baru. Mulai dari sini, saya menemukan sebuah pelajaran baru untuk diterapkan di kemudian hari yakni
"Berwisata, bukan hanya meninggalkan kebahagiaan, Melainkan Kebaikan bagi alam, dan masyarakat"
Program Berita Jendela Selaparang-Selaparang TV LOTIM
Gili Sudak
Gili Sudak
Sunrise Gili Sudak
Menikmati Gili Sudak
Menikmati Gili Sudak
Melakukan Transplantasi Trumbu Karang
Transplantasi Trumbu Karang
Narsis dulu Gan
Y.N.W.A
nb : Beberapa Gambar Berasal Dari Kawan-Kawan Blogger, Terima Kasih
Waaa, foto-fotonya banyaaaakk.
ReplyDeleteSampai ketemu di acara besok sore.
Siappp :D
ReplyDelete