INDAHNYA PANORAMA RINJANI DARI PUNCAK SANGKAREANG TETEBATU
Seperti yang diketahui, Rinjani adalah salah satu spot pariwisata pegunungan yang paling disukai oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara di Pulau Lombok. Namun, selain menikmati kenindahan Rinjani dari puncak 3726 Mdpl (Meter di atas permukaan laut), kini di bagian barat daya puncak Gunung Rinjani, terdapat puncak alternatif bagi para pendaki yang ingin menaiki Rinjani. Ialah puncak Sangkareang, atau yang lazim disebut masyarakat desa Tetebatu kecamatan Sikur, sebagai Gunung Sangkareang. Ketinggiannya kurang lebih 3200 Mdpl.
Pagi pukul 06:30 WITA, 17 Juni lalu, kami bersama rekan-rekan dari komunitas Laskar Bintang Tetebatu, desa Tetebatu Selatan, bersiap untuk melakukan pendakian menuju Gunung Sangkareang. Setelah berkumpul di basecamp Laskar Bintang, kamipun kemudian diantar dengan menggunakan mobil bak terbuka milik warga setempat, menuju pintu pendakian di kampung Lingkung Daya desa Tetebatu.
Nah, mulai dari sinilah, pendakian selama kurang lebih 10 jam akan kami tempuh. Dimulai dengan melewati hutan jati, kami berjalan melintasi trek yang tidak terlalu menanjak. Barulah ketika memasuki kawasan hutan taman nasional, trek yang disajikan kepada kami mulai menanjak dan cukup untuk membuat betis dan lutut terasa berat.
Setelah empat jam kami melewati hutan, jalur pendakian selanjutnya yang kami dapatkan adalah padang ilalang setinggi 2-3 meter. Karena kondisi ilalang yang lebat, kami pun harus berhati-hati lantaran dapat melukai wajah dan tangan kami. Seperti yang diketahui, ilalang termasuk tumbuhan yang cukup tajam, dan bisa menyayat layaknya pisau.
Tantangan sebenarnya menuju Gunung Sangkareang baru dimulai setelah melewati padang ilalang tersebut. Trek menanjak tanpa ampun menanti kami. Untuk menuju lokasi berkemah yang terletak dibalik gunung Tain Manuk( ya memang itu namanya, "tai ayam"), entah nama yang datangnya dari mana kami tidak tahu, yang penting nama ini dari masyarakat, yang juga disebut jalur pendakian Batu Ceper, kami harus melewati jalur pendakian super terjal. Nyaris menyentuh kemiringan 90 derajat. Beberapa kali kami harus beristirehat, melemaskan otot betis yang tegang, akibat menerima beban berat dari badan. Bahkan, saya pun merasa putus asa melewati trek seterjal ini, tapi the Show Must Go On.
Hingga akhirnya setelah empat jam lebih kami bergeliat dengan jalur pendakian yang begitu terjal, tibalah kami di lokasi ngecamp. Pemandangan ditempat ini begitu memukau. Pemandangan puncak Rinjani, puncak Sangkareang, kota Mataram, Lombok Timur, hingga puncak Gunung Agung yang ada di Bali, bisa kami nikmati. Pemandangan tersebut pun memukau dua pendaki asal negeri Kincir Angin Belanda, Daniel dan Mariam. Sepasang suami istri yang memang memilih Lombok sebagai lokasi liburan.
Perlu diketahui Daniel adalah salah satu sportcaster kenamaan di Belanda, tepatnya di RTV, stasiun TV yang menayangkan kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Tentu bertemu dengan sesama Sportcaster, dan pekerja di dunia Broadcast TV, membuat saya berbicara banyak dengan dia.
Ia dengan sang istri pun sepakat, jika pemadangan yang disajikan di Gunung Sangkareang begitu memukai dirinya. Pemandangan yang berbeda di steiap sudut membuat mereka merasa berada dalam sebuah film, yang cerita disetiap menitnya berbeda-beda. Meski harus melewati perjalanan yang sangat melelahkan, namun ia mengakui jika semuanya telah terbayarkan.
Ketika malam tiba, sebelum beristirehat, satu hal yang saya sadari, Gunung adalah tempat yang tepat untuk menikmati salah satu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lain dan tidak bukan adalah keindahan malam, yang dihiasi dengan taburan 100 miliar lebih bintang Galaksi Bimasakti, bersama planet-planet Tata Surya.
Moment yang dinantikan pun akhirnya tiba. Pukul 05:30 pagi, saya dan beberapa dari kami memulai perjalanan melelahkan lainnya. Kami berangkat untuk menikmati pemandangan utama, dari ketinggian 3200 Mdpl puncak Sangkareang.
Meski dingin menusuk tulang, pemandangan yang langit yang mulai dihiasi oleh warna orange kemerahan, disertai dengan segarnya udara pegunungan menemani perjalanan kami untuk menuju Puncak Sangkareang. Sayangnya, sekitar 50% vegetasi Sangkareang saat itu habis dilalap api. Adanya oknum pendaki yang membuang puntung rokok sembarangan disinyalir menjadi penyebabnya. Pemandangan pun sedikit rusak oleh hal tersebut.
Namun saya sangat senang, karena sepanjang perjalanan saya bisa menemukan Edelweiss putih dan Kuning. Besar harapan kami, tumbuhan ini akan tetap lestari dan terhindar dari tangan-tangan jahil yang sering sembarangan memetik bunga langka dan dilindungi ini.
Memasuki setengah perjalanan, curamnya medan pendakian, ditambah licinnya trek yang didominasi bebatuan, menjadi tantangan kami. Lagi, saya pun merasa sangat lelah ketika mendaki trek yang satu ini.
Namun, setelah menempuh perjalanan melelahkan selama dua jam, sampailah kami di puncak Sangkareang. Berada di barat daya puncak Rinjani , membuat kami bisa menikmati keindahan Danau Segara Anak, dan Gunung Barujari, ditambah pemandangan Pulau Lombok dan Bali yang begitu memanjakan mata.
Setidaknya hal inilah yang membuat banyak pendaki ketagihan untuk menaiki Sangkareang.
Kini Sangkareang Tetebatu, menjadi salah satu alternatif pendakian di kawasan TNGR. Tentu diharapkan, selain datang untuk menikmati keindahan alam Rinjani, para pendaki hendaknya tidak hanya datang untuk menikmati pemandangan indah saja, melainkan untuk ikut berkonrtribusi menjaga keindahan lingkungan dan ekosistem di gunug. Tidak ada vandalisme, buang sampah sembarangan, membakar lahan, hingga memetik edelweis.
Jadi, apakah Sangkareang Tetebatu akan menjadi destinasi kalian selanjutnya ?
Untuk melakukannya kalian bisa mengunjungi basecamp Laskar Bintang Tetebatu Selatan, untuk mendapatkan informasi tentang jalur pendakian Sangkreang, atau pengelola pariwisata di Desa Tetebatu.
Nb : Bagi yang ingin berkunjung ke Sangkareang Tetebatu bisa menghubungi atau mengunjungi laman ini ya guys
082236534942,
bramadv@gmail.com
http:www.tetebatuindahhomestay.com
Puncak Sangkareang
Pagi pukul 06:30 WITA, 17 Juni lalu, kami bersama rekan-rekan dari komunitas Laskar Bintang Tetebatu, desa Tetebatu Selatan, bersiap untuk melakukan pendakian menuju Gunung Sangkareang. Setelah berkumpul di basecamp Laskar Bintang, kamipun kemudian diantar dengan menggunakan mobil bak terbuka milik warga setempat, menuju pintu pendakian di kampung Lingkung Daya desa Tetebatu.
Nah, mulai dari sinilah, pendakian selama kurang lebih 10 jam akan kami tempuh. Dimulai dengan melewati hutan jati, kami berjalan melintasi trek yang tidak terlalu menanjak. Barulah ketika memasuki kawasan hutan taman nasional, trek yang disajikan kepada kami mulai menanjak dan cukup untuk membuat betis dan lutut terasa berat.
Memasuki Hutan TNGR
Setelah empat jam kami melewati hutan, jalur pendakian selanjutnya yang kami dapatkan adalah padang ilalang setinggi 2-3 meter. Karena kondisi ilalang yang lebat, kami pun harus berhati-hati lantaran dapat melukai wajah dan tangan kami. Seperti yang diketahui, ilalang termasuk tumbuhan yang cukup tajam, dan bisa menyayat layaknya pisau.
istirehat
Hingga akhirnya setelah empat jam lebih kami bergeliat dengan jalur pendakian yang begitu terjal, tibalah kami di lokasi ngecamp. Pemandangan ditempat ini begitu memukau. Pemandangan puncak Rinjani, puncak Sangkareang, kota Mataram, Lombok Timur, hingga puncak Gunung Agung yang ada di Bali, bisa kami nikmati. Pemandangan tersebut pun memukau dua pendaki asal negeri Kincir Angin Belanda, Daniel dan Mariam. Sepasang suami istri yang memang memilih Lombok sebagai lokasi liburan.
Perlu diketahui Daniel adalah salah satu sportcaster kenamaan di Belanda, tepatnya di RTV, stasiun TV yang menayangkan kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Tentu bertemu dengan sesama Sportcaster, dan pekerja di dunia Broadcast TV, membuat saya berbicara banyak dengan dia.
Ia dengan sang istri pun sepakat, jika pemadangan yang disajikan di Gunung Sangkareang begitu memukai dirinya. Pemandangan yang berbeda di steiap sudut membuat mereka merasa berada dalam sebuah film, yang cerita disetiap menitnya berbeda-beda. Meski harus melewati perjalanan yang sangat melelahkan, namun ia mengakui jika semuanya telah terbayarkan.
Lokasi Kemah Sangkareang
Puncak Gunung Agung Bali
Suyud, Mariam & Daniel
Ketika malam tiba, sebelum beristirehat, satu hal yang saya sadari, Gunung adalah tempat yang tepat untuk menikmati salah satu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tidak lain dan tidak bukan adalah keindahan malam, yang dihiasi dengan taburan 100 miliar lebih bintang Galaksi Bimasakti, bersama planet-planet Tata Surya.
Bimasakti
Horizon Barat
Bimasakti
Moment yang dinantikan pun akhirnya tiba. Pukul 05:30 pagi, saya dan beberapa dari kami memulai perjalanan melelahkan lainnya. Kami berangkat untuk menikmati pemandangan utama, dari ketinggian 3200 Mdpl puncak Sangkareang.
Meski dingin menusuk tulang, pemandangan yang langit yang mulai dihiasi oleh warna orange kemerahan, disertai dengan segarnya udara pegunungan menemani perjalanan kami untuk menuju Puncak Sangkareang. Sayangnya, sekitar 50% vegetasi Sangkareang saat itu habis dilalap api. Adanya oknum pendaki yang membuang puntung rokok sembarangan disinyalir menjadi penyebabnya. Pemandangan pun sedikit rusak oleh hal tersebut.
Jalur Menuju Puncak
Namun saya sangat senang, karena sepanjang perjalanan saya bisa menemukan Edelweiss putih dan Kuning. Besar harapan kami, tumbuhan ini akan tetap lestari dan terhindar dari tangan-tangan jahil yang sering sembarangan memetik bunga langka dan dilindungi ini.
Edelweis
edelweis kuning dan putih
Memasuki setengah perjalanan, curamnya medan pendakian, ditambah licinnya trek yang didominasi bebatuan, menjadi tantangan kami. Lagi, saya pun merasa sangat lelah ketika mendaki trek yang satu ini.
Trek licin nan berbatu
Namun, setelah menempuh perjalanan melelahkan selama dua jam, sampailah kami di puncak Sangkareang. Berada di barat daya puncak Rinjani , membuat kami bisa menikmati keindahan Danau Segara Anak, dan Gunung Barujari, ditambah pemandangan Pulau Lombok dan Bali yang begitu memanjakan mata.
Setidaknya hal inilah yang membuat banyak pendaki ketagihan untuk menaiki Sangkareang.
Kini Sangkareang Tetebatu, menjadi salah satu alternatif pendakian di kawasan TNGR. Tentu diharapkan, selain datang untuk menikmati keindahan alam Rinjani, para pendaki hendaknya tidak hanya datang untuk menikmati pemandangan indah saja, melainkan untuk ikut berkonrtribusi menjaga keindahan lingkungan dan ekosistem di gunug. Tidak ada vandalisme, buang sampah sembarangan, membakar lahan, hingga memetik edelweis.
Kanaq Lombok Saputra Bakti
Gunung Punikan Lobar
^_^
jump
Bukan saya :D
enjoy
Jadi, apakah Sangkareang Tetebatu akan menjadi destinasi kalian selanjutnya ?
Untuk melakukannya kalian bisa mengunjungi basecamp Laskar Bintang Tetebatu Selatan, untuk mendapatkan informasi tentang jalur pendakian Sangkreang, atau pengelola pariwisata di Desa Tetebatu.
jangan lupa tonton videonya
Nb : Bagi yang ingin berkunjung ke Sangkareang Tetebatu bisa menghubungi atau mengunjungi laman ini ya guys
082236534942,
bramadv@gmail.com
http:www.tetebatuindahhomestay.com
Asyik. Subhanallah, indahnya Rinjani ya. Mulai dari siluet, sampai puncak tetangganya sekali pun.
ReplyDeleteDeeply noted untuk spotnya.
mantabbb akak Bunsal
DeleteKereen.. Pemandangan Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari yg super kece dari sisi lainnya.. Good Job :)
ReplyDeletethanks om :D
DeleteMeletku
ReplyDeleteHondaQQ Agen Domino 99 Bandarq Dan
ReplyDeletePoker Online Terpercaya
Yang Merupakan Agen Domino 99 Dan
Bandarq Terbesar di asia hadir
untuk anda semua dengan games -
games menarik dan bonus menarik
untuk anda semua
Bonus yang di berikan HondaQQ :
* Bonus rollingan 0.5% setiap
minggunya
* Bonus Refferal 10% + 10% seumur
hidup (5% X-tra untuk and apara
pencari bonus reff di indonesia)
* Dan masih banyak bonus menarik
laen nya yang bisa anda dapatkan di
HondaQQ
Games Yang di Hadirkan HondaQQ :
* Poker Online
* BandarQ
* Domino99
* Bandar Sakong
* Sakong
* Bandar66
* AduQ
* Sakong
Info Lebih lanjut Kunjungi :
Website : Honda
QQ
BBM : D8D14919
FB : HondaQQ
Twitter : HondaQQ
Blog : HondaQQ
Kunjungi Juga situs partner kami di
:
Agen
Domino99
Agen
BandarQ
Poker
Online
Togel
Online
Pasca gempa gmna ya? Msh di buka atau udh tutup?
ReplyDeleteApakah pendakian udh dibuka sekarang?
ReplyDeleteApakah pendakian udh dibuka sekarang?
ReplyDeleteKalok jalur pendakiannya lewat mana bang?
ReplyDeleteKak bakti kk dr lenka ya?
ReplyDeleteJalur pendakiannya lewat mana bang? Dari seblumnya mau kesana tapi gan tau jalurnya...info dong bang
ReplyDeleteLuarbiasa Bang
ReplyDelete