BERMAIN KE RUMAH ADAT LIMBUNGAN
Lombok merupakan salah satu daerah di Indonesia yang masih memiliki dan memegang teguh kebudayaan asli wilayah tersebut. Seperti yang kita ketahui, jika di Pulau Lombok masih terjaga dengan baik sejumlah desa adat, yang masih menampilkan dengan baik sisi unik dan classic dari apa yang mereka miliki sejak zaman dahulu. Ada desa Bayan, desa Belek Sembalun Lawang, Sembalun Bumbung hingga desa Adat Sade Lombok Tengah.
Di Lombok Timur pun terdapat satu desa adat yang boleh dibilang masih belum sepopuler dua desa yang saya sebutkan tadi. Ialah desa Perigi Kampung Limbungan kecamatan Suela, yang menjadi lokasi 150 rumah adat Suku Bangsa Sasak, jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan rumah adat di Sade, yang hanya berjumlah puluhan saja.
Untuk menuju ke tempat ini, kita akan melewati desa Pringgabaya, dan akan menjumpai gerbang menuju kampung adat tersebut, sekitar 5 km sebelum pelabuhan Kayangan Labuhan Lombok. Tidak sulit untuk menjumpainya, karena terletak di penghujung jalan sejauh 7,9 kilometer, yang seluruhnya sudah dilakukan peng-hotmix-an. Hal yang tentu saja tidak akan kita jumpai dua atau tiga tahun yang lalu.
Sesampai disana, kita akan menjumpai jejeran rumah yang masih sangat classic. Rumah berdinding anyaman bambu, beratap jerami dan berlantai tanah khas suku bangsa sasak tertata dengan rapih. Selain itu sejumlah disamping maupun didepan rumah warga terdapat kandang kambing. Sebagian besar masyarakat kampung Limbungan masih bekerja sebagai petani dan peternak.
Hanya saja, saya sangat menyadari perbedaan besar antara Limbungan dengan Sade. Meski secara jumlah rumah lebih banyak, kampung adat Limbungan tidak memiliki kegiatan atau event yang mampu menarik wisatawan. Kesan sepi, lengang, dan minim aktivitas di dalam kampung sangat terasa. Saya hanya menemukan sejumlah ibu-ibu yang sedang mengeringkan gabah reket, atau ketan di halaman rumah mereka. Sisanya ? kosong melompong.
Hal ini menjadi PR bagi pemerintah daerah Lombok Timur dalam hal ini dinas Pariwisata Lombok Timur untuk menemukan solusi ampuh guna menarik perhatian wisatawan melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi cirikhas Kampung Adat Limbungan. Tidak mungkin wisatawan hanya datang untuk melihat rumah saja bukan?
Selain menikmati pemandangan rumah adat Suku Bangsa Sasak, di pinggiran Limbungan, kita bisa melihat langsung pemandangan laut biru dari ketinggian ditambah jejeran pegunungan di Pulau Sumbawa. Sangat mempesona dan menenangkan.
Semoga di Kemudian Hari, Limbungan Bisa Mendunia.
Di Lombok Timur pun terdapat satu desa adat yang boleh dibilang masih belum sepopuler dua desa yang saya sebutkan tadi. Ialah desa Perigi Kampung Limbungan kecamatan Suela, yang menjadi lokasi 150 rumah adat Suku Bangsa Sasak, jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan rumah adat di Sade, yang hanya berjumlah puluhan saja.
Untuk menuju ke tempat ini, kita akan melewati desa Pringgabaya, dan akan menjumpai gerbang menuju kampung adat tersebut, sekitar 5 km sebelum pelabuhan Kayangan Labuhan Lombok. Tidak sulit untuk menjumpainya, karena terletak di penghujung jalan sejauh 7,9 kilometer, yang seluruhnya sudah dilakukan peng-hotmix-an. Hal yang tentu saja tidak akan kita jumpai dua atau tiga tahun yang lalu.
Sesampai disana, kita akan menjumpai jejeran rumah yang masih sangat classic. Rumah berdinding anyaman bambu, beratap jerami dan berlantai tanah khas suku bangsa sasak tertata dengan rapih. Selain itu sejumlah disamping maupun didepan rumah warga terdapat kandang kambing. Sebagian besar masyarakat kampung Limbungan masih bekerja sebagai petani dan peternak.
Hanya saja, saya sangat menyadari perbedaan besar antara Limbungan dengan Sade. Meski secara jumlah rumah lebih banyak, kampung adat Limbungan tidak memiliki kegiatan atau event yang mampu menarik wisatawan. Kesan sepi, lengang, dan minim aktivitas di dalam kampung sangat terasa. Saya hanya menemukan sejumlah ibu-ibu yang sedang mengeringkan gabah reket, atau ketan di halaman rumah mereka. Sisanya ? kosong melompong.
Hal ini menjadi PR bagi pemerintah daerah Lombok Timur dalam hal ini dinas Pariwisata Lombok Timur untuk menemukan solusi ampuh guna menarik perhatian wisatawan melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi cirikhas Kampung Adat Limbungan. Tidak mungkin wisatawan hanya datang untuk melihat rumah saja bukan?
Selain menikmati pemandangan rumah adat Suku Bangsa Sasak, di pinggiran Limbungan, kita bisa melihat langsung pemandangan laut biru dari ketinggian ditambah jejeran pegunungan di Pulau Sumbawa. Sangat mempesona dan menenangkan.
Semoga di Kemudian Hari, Limbungan Bisa Mendunia.
Rumah adat Suku Bangsa Sasak Kmapung Limbungan
Rumah adat Suku Bangsa Sasak Kmapung Limbungan
Banyak Jemuran
Menjemur Ketan
Dari Atas Limbungan
Ngasi makan Kambing
Mnteb
ReplyDeletemantebbbb
DeletePositngan2 kalian bikin envy laaah hahaha
ReplyDeletekapan ya trip bareng2
siapppp... haahahaha
Delete